Saat Tepat Mengawinkan Induk
Kambing Betina
Disini kami akan mencoba menjelaskan saat yang tepat untuk mengawinkan
induk kambing betina berdasarkan waktu birahi. Biasanya waktu birahi pada induk
betina terbagi atas tiga tahapan. Pagi, siang dan sore atau malam.
1. Pagi Hari
- Waktu
Birahi : Pagi hari sampai pukul 10.00
- Saat
Kawin Yang Baik : Siang itu juga sampai pukul 5.00 pagi
- Saat
Kawin Yang Kurang Baik : Mulai pukul 06.00 pagi dan seterusnya
2. Siang Hari
- Waktu
Birahi : Siang hari sampai pukul 15.00
- Saat
Kawin Yang Baik : Malam hari itu juga sampai pukul 9.00
- Saat
Kawin Yang Kurang Baik : Mulai pukul 10.00 dan seterusnya
3. Malam Hari
- Waktu
Birahi : Sore atau malam hari
- Saat
Kawin Yang Baik : Malam hari itu juga sampai besok sore pukul 15.00
- Saat
Kawin Yang Kurang Baik : Mulai pukul 16.00 dan seterusnya
Lama birahi ternak kambing antara 25-30 jam, rata-rata 27 jam. Saat
perkawinan terbaik berlangsung selama 18-20 jam setelah kemunculan birahi
terlihat.
Sumber: Buku Penggemukan Kambing Potong
Pengaturan Perkawinan Pada Ternak
Kambing
Pada umumnya, ternak kambing sudah mulai dewasa kelamin (masak) pada umur
5-10 bulan. Dewasa kelamin sangat tergantung dari ras atau tipe, jenis kelamin,
dan lokasi pemeliharaan. Kambing tipe kecil lebih cepat mengalami dewasa
kelamin dibandingkan kambing tipe besar.
Perkawinan induk kambing betina sebaiknya dilakukan pada umur 9-12 bulan.
Pada umur ini secara fisik kambing sudah tumbuh dewasa sehingga mampu
memproduksi susu dan menjalani masa kebuntingan. Penggunaan induk betina
sebagai produsen anak berlangsung sampai kambing berumur 5-6 tahun.
Siklus birahi seekor kambing betina antara 20-24 hari. Masa birahinya
berlangsung selama 1-2 hari. Kambing betina tidak akan bunting bila dikawinkan
dalam keadaan tidak sedang birahi. Kambing yang sudah bunting tidak mengalami
masa birahi lagi.
Kambing pejantan bisa dikawinkan sesekali mulai umur 10 bulan, tetapi tidak
dibiarkan melayani lebih dari 20 ekor induk betina sebelum umurnya genap satu
tahun. Dalam tenggang waktu dua bulan itu, kambing jantan hanya kawin 16-20
kali saja atau maksimal dua kali kawin dalam seminggu. Pejantan dapat digunakan
sebagai pemacek sampai umur 7-8 tahun.
1. Perkawinan di Tempat Terbuka
Perkawinan berlangsung di padang gembalaan atau tempat terbuka. Perkawinan
dilakukan dengan melepaskan induk kambing pejantan ke dekat sekelompok induk
kambing betina sepanjang waktu. Perbandinganny, satu ekor induk pejantan untuk
20-25 ekor induk betina.
2. Perkawinan di Kandang
Perkawinan yang paling baik berlangsung di dalam kandang dan diatur.
Pejantan jangan sampai kawin dua kali dalam seminggu. Dengan cara ini, seekor
pejantan dapat melayani induk betina sampai 100 ekor dalam jangka waktu
dua tahun.
Induk betina tak akan mau dikawinkan bila tidak dalam keadaan birah. Masa
birahi kambing betina berlangsung antara 24 – 48 jam. Dalam satu kali kawin
biasanya sudah cukup untuk menghasilkan keturunan. Tetapi untuk lebih
meyakinkan, kambing betina dapat dikawinkan ulang setelah 6 – 12 jam sesudah
perkawinan pertama.
Kambing betina yang sudah dikawinkan sebanyak tiga kali dalam masa subur
tetapi belum juga bunting, sebaiknya diafkir untuk ternak potong.
Sumber: Buku Penggemukan Kambing Potong
Pemilihan Induk Betina &
Jantan Pada Ternak Kambing
Induk betina berperan untuk melahirkan anak. Calon induk sebaiknya dipilih
dari ternak yang masih muda, memiliki bentuk tubuh bagus, dan berasal dari
induk yang setiap kali beranak melahirkan lebih dari satu ekor. Perilaku induk
menunjukkan sifat keibuan dan menunjukkan kasih sayang dalam memelihara dan
mengasuh anaknya.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari calon induk betina dan jantan yang baik
untuk ternak kambing.
1. Calon Induk Betina Yang Subur
Ciri induk kambing betina yang subur bisa dilihat saat menjelang kawin
(birahi), ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda sebagai berikut:
- Bibir
rahim sedikit membengkak, mengeluarkan lendir, dan berwarna
kemerah-merahan.
- Sering
mengembik dan terlihat gelisah.
- Kencing
hampir setiap saat.
- Nafsu
makannya susah dan agak rewel.
- Pada
kambing susu yang sudah beranak, masa subur juga ditandai dengan
berkurangnya air susu yang dihasilkan.
2. Calon Pejantan Yang Ideal
Calon pejantan ideal sebaiknya dipilih salah satu dari sekelompok kambing
jantan yang kondisi pertumbuhan dan perkembangannya baik, serta memiliki penampilan
tergagah dari calon pejantan yang ada.
Dari penampilan fisik, calon pejantan memiliki dada yang bidang dan
permukaan dada terlihat lebar dari jarak antara kaki kiri dan kanan. Kedua buah
pelir (testis) normal dan bergantung erat. Buah zakar panjang dan sifat
kejantanannya nyata. Badan tampak panjang. Badan belakang berukuran besar
dengan kaki yang kuat dan bertumit tinggi. Umur pejantan sebaiknya tidak
terlalu muda dan tidak terlalu tua, yaitu sekitar 1-5 tahun.
Sumber: Buku Penggemukan Kambing Potong
Pemilihan Bibit Untuk Ternak
Kambing
Baik buruknya kualitas kambing yang diternakkan tergantung pada dua faktor,
yaitu bibit dan lingkungan hidup. Dalam pengembangbiakan kambing untuk tujuan
pemeliharaan, bibit kambing yang dipilih harus baik dan sehat. Tujuan pemilihan
bibit untuk menghasilkan keturunan sekaligus menghasilkan produksi yang baik.
Pembentukan bibit unggul kambing ternakan yang cocok dengan kondisi
lingkungan setempat merupakan hal yang ditekankan dalam pengembangbiakan ternak
kambing. Kambing kacang atau kambing lokal lain dapat digunakan sebagai
salah satu parent stock (bibit indukan) untuk
pembentukan bibit unggul yang diharapkan.
Upaya pembibitan ditekankan pada pemurnian dan peningkatan produksi. Upaya
ini dilakukan dengan cara seleksi genetik yang memperhatikan sifat-sifat unggul
yang diharapkan. Contoh sifat unggul dari kambing yaitu kemampuan beranak
kembarnya tinggi, pertumbuhannya cepat, dan mutu produksinya sesuai yang
diharapkan konsumen.
Sumber: Buku Penggemukan Kambing Potong
Sarana Dan Prasarana Kandang
Kambing
Untuk mempermudah pemeliharaan ternak, kandang harus dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang memadai. Perlengkapan kandang berupa tempat pakan,
tempat minum, dan kotak garam. Selain itu, peralatan lain yang perlu dilengkapi
adalah alat-alat pembersih kandang seperti sapu, sikat, sabit, alat pengangkut
dan pembersih kotoran.
Tempat pakan hijauan untuk kambing betina dewasa memiliki panjang 40 cm per
ekor, dan untuk jantan 50 cm per ekor. Bila dibuat memanjang dari sisi depan,
tempat pakan hijauan sepanjang 40-50 meter bisa digunakan untuk 100 ekor
kambing dewasa.
Untuk kambing remaja, tempat pakan hijauan yang dibutuhkan memiliki panjang
30-35 cm per ekor. Bila dibuat memanjang, tempat pakan hijauan sepanjang 30-35
meter cukup untuk 100 ekor kambing remaja.
Ember bisa dipakai sebagai tempat minum dan diletakkan di sisi kandang yang
mudah dicapai. Umumnya, kambing tidak terlalu banyak minum, kecuali induk
kambing yang sedang menyusui anak.
Untuk memenuhi kebutuhan kambing terhadap garam mineral, peternak perlu
menyediakan kotak kecil untuk garam. Kotak tersebut berukuran 15 cm2 dan
terbuat dari kayu. Kotak garam perlu diletakkan di tiap sisi sehingga kambing
mudah menjilati garamnya. Satu kotak garam cukup untuk dua ekor kambing.
Sumber: Buku Penggemukan Kambing Potong










